Beranda | Artikel
Pentingnya Memahami Karakter Setiap Anak
5 hari lalu

Pentingnya Memahami Karakter Setiap Anak merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary dalam pembahasan Ada Apa dengan Remaja. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 12 Sya’ban 1446 H / 11 Februari 2025 M.

Kajian Tentang Pentingnya Memahami Karakter Setiap Anak

Manusia tidak diciptakan sama; setiap individu memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda, begitu pula dengan kelebihan dan kekurangan yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada masing-masing dari mereka. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

إِنَّ سَعْيَكُمْ لَشَتَّىٰ

”sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda.” (QS. Al-Lail[92]: 4)

Demikianlah Allah menciptakan manusia. Dalam Al-Qur’an, Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

”Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat[49]: 13)

Tentu saja, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menganugerahkan rezeki kepada manusia dalam berbagai bentuk, termasuk sifat-sifat yang tertanam dalam dirinya. Ada yang diberi sifat sabar, ada yang dikaruniai keberanian, ada yang memiliki kelembutan, dan ada pula yang diberi kebijaksanaan lebih daripada yang lainnya. Semua itu adalah bagian dari rezeki yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada hamba-Nya.

Sebagaimana Rasulullah Shallallahu ’Alaihi wa Sallam pernah bersabda kepada Asyaj ‘Abdul Qois,

إن فيك لخصلتين يحبهما الله : الحلم والأناة

“Sesungguhnya dalam dirimu terdapat dua sifat yang dicintai oleh Allah, yaitu sabar dan tidak tergesa-gesa.” (HR. Bukhari)

Itulah rezeki yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada sebagian orang, yang mungkin tidak dimiliki oleh sebagian lainnya. Oleh karena itu, Rasulullah Shallallahu ’Alaihi wa Sallam dalam mendidik para sahabat—yang merupakan generasi terbaik hasil didikan beliau—tidak menuntut mereka untuk memiliki sifat yang seragam. Rasulullah Shallallahu ’Alaihi wa Sallam tidak memaksa Abu Bakar untuk menjadi seperti Umar, begitu pula Umar tidak dituntut untuk menyerupai Abu Bakar. Demikian juga Utsman tidak diminta untuk menjadi seperti Umar, dan Ali tidak diharuskan memiliki sifat seperti Utsman.

Setiap sahabat memiliki karakter masing-masing, dan Rasulullah Shallallahu ’Alaihi wa Sallam membimbing mereka agar karakter tersebut tetap berada dalam koridor nilai-nilai Islam. Ini adalah tugas utama seorang pendidik. Para sahabat tetap dengan kepribadian mereka masing-masing, namun Rasulullah Shallallahu ’Alaihi wa Sallam mengarahkan mereka ke arah yang positif. Misalnya, keberanian Umar yang sebelum masuk Islam cenderung digunakan untuk hal-hal negatif, setelah masuk Islam diarahkan kepada kebaikan dan perjuangan di jalan Allah. Demikian pula dengan sahabat lainnya.

Jika kita menelaah sirah para sahabat, kita akan melihat bagaimana Rasulullah Shallallahu ’Alaihi wa Sallam tidak menuntut mereka untuk memiliki sifat yang sama. Sebab, manusia memang diciptakan dengan karakter yang berbeda-beda. Abu Bakar dikenal dengan kesantunan dan kesabarannya, Umar dengan keberanian dan ketegasannya, Utsman dengan sifat malunya yang luar biasa—bahkan malaikat pun segan kepadanya—dan Ali dengan kebijaksanaannya yang menonjol dibanding yang lain.

Namun, bukan berarti Abu Bakar tidak memiliki keberanian, hanya saja keberaniannya tidak sekuat Umar. Begitu pula sifat malu yang dimiliki Utsman, bukan berarti Umar dan Abu Bakar tidak memilikinya, hanya saja tidak setampak Utsman. Rasulullah Shallallahu ’Alaihi wa Sallam mendidik para sahabat sesuai dengan karakter mereka masing-masing dan tidak memaksakan satu sifat tertentu kepada mereka.

Demikian pula dalam mendidik anak-anak kita. Setiap anak memiliki karakter dan keistimewaannya masing-masing. Ada yang unggul dalam satu sifat, tetapi mungkin kurang dalam sifat lainnya. Oleh karena itu, tugas seorang pendidik bukanlah memaksa anak untuk menjadi orang lain, melainkan menjadikan mereka istimewa dengan sifat-sifat yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala anugerahkan kepada mereka.

Seorang pendidik harus mengenali karakter setiap anak didiknya. Dalam lingkup keluarga, ayah dan ibu harus memahami kepribadian masing-masing anak. Tidak bijak jika semua anak dipaksa menjadi seperti anak yang dianggap unggul atau istimewa. Hal ini bisa menimbulkan rasa ketidakadilan di antara mereka. Sementara itu, kita diperintahkan untuk berlaku adil kepada anak-anak kita, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ’Alaihi wa Sallam:

اِتَّقُوا اللهَ وَاعْدِلُوْا فِيْ أَوْلاَدِكُمْ

“Bertakwalah kepada Allah dan berlaku adillah terhadap anak-anak kalian.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Salah satu bentuk keadilan dalam mendidik anak adalah memperlakukan mereka sesuai dengan karakter dan sifatnya masing-masing. Biarkan mereka menjadi diri sendiri, sementara tugas pendidik adalah mengarahkan ke arah yang positif serta mengawal agar tidak keluar dari batas yang diperbolehkan. Sebab, karakter pada dasarnya bersifat netral—bisa berkembang ke arah positif maupun negatif—seperti halnya bakat yang perlu dibimbing agar bermanfaat.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download mp3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/54932-pentingnya-memahami-karakter-setiap-anak/